Oleh : Ilham Subagia (Wakil Bendahara PWPM Jawa Barat)
Setiap kali momentum hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, masyarakat Indonesia akan menyebutnya dengan perayaan Lebaran. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Lebaran Idul Fitri didefinisikan sebagai hari raya umat Islam yang jatuh pada tanggal 1 Syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadhan.
Menurut ahli bahasa, Guru Besar Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Ibnu Hamad, akan kata Lebaran berasal dari kata Lebar yang artinya luas. “Lebaran adalah metafora bagi orang saling mengikhlaskan, berlapang dada dan melepaskan segala ganjalan di hati”.
Sama halnya berbicara tentang kekecewaan berkaitan erat dengan hati, dimana setiap orang pasti pernah merasakan kecewa. Memang, seringkali kita bersungut-sungut tentang satu hal yang tak sesuai keinginan. Kita terlalu banyak keinginan, sehingga saat keinginan itu tak sesuai kenyataan, kita menjadi uring-uringan, marah bahkan akhirnya mengeluarkan sumpah serapah. Kita menjadi menderita bertambah-tambah, itu dikarenakan ketika kita bersandar atau berharap kepada selain Allah SWT.
Sebagai makhluk yang lemah dan penuh kekurangan, berharap kepada sesama manusia menjadi sesuatu yang sangat lumrah. dalam keseharian kita, tak pernah luput dari aktivitas tersebut. ketika kita dibuat kecewa oleh orang di sekitar, oleh penguasa, atau bahkan oleh orang paling dekat. Kecewa, karena seringkali mereka tak mengikuti standar moral, etik dan hal-hal ideal seperti yang kita pikirkan, seringkali kita menginginkan orang lain melakukan kebaikan seperti kebaikan dalam konsepsi dan pikiran kita sendiri, padahal mereka adalah manusia merdeka yang juga memiliki konsep dan pikiran, Akhirnya merasa kecewa, marah dan menderita sendiri. Sampai Ali bin Abi Thalib mengatakan “Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidup dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia.”
Melapangkan dada dalam konteks Islam bukan hanya berarti merasa lega atau tenang secara emosional, Ini adalah kondisi di mana seseorang mampu menerima dan memahami ajaran agama dengan hati yang lapang dan pikiran yang terbuka. Melapangkan dada juga berkaitan erat dengan kemudahan dalam urusan. Dengan hati yang lapang, seseorang akan mampu menghadapi tantangan dan kesulitan dengan lebih tenang dan sabar.
Di moment hari Raya Idul Fitri 1446H, sebagai ‘kerja keras’ membersihkan segala ikatan yang membuat hati tak lapang dan tak lebaran, Saling memaafkan adalah tanda kelapangan hati. Mari rayakan Hari Raya Idul fitri dengan hati yang lapang dan penuh kasih. meski tak ke tanah lapang, kita tetap memiliki hati yang lapang, kita tetap berjiwa lebar-an, Aamiin. Selamat Idulfitri 1446H.