Refleksi Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah : “Totalitas Pemuda Negarawan untuk Indonesia Raya”

Refleksi Milad PM

Oleh : Dede Sutiawan (Wk. Ketua Dakwah dan Pengkajian Agama PWPM Jawa Barat)

Usia 93 tahun bukanlah angka biasa. Ia menjadi saksi atas perjalanan panjang Pemuda Muhammadiyah dalam mendidik, menggerakkan, dan memajukan generasi muda bangsa. Di tengah pusaran zaman yang terus berubah, Pemuda Muhammadiyah terus bertransformasi, menjaga nilai dan identitas, serta berupaya menjawab tantangan kebangsaan dan keummatan.

Tahun ini, dengan mengusung tema “Totalitas Pemuda Negarawan untuk Indonesia Raya”, Pemuda Muhammadiyah kembali menegaskan komitmennya: hadir sebagai kader umat dan bangsa, bukan hanya sebagai aktivis organisasi, tetapi sebagai negarawan sejati. Negarawan muda yang berpikir melampaui kepentingan pribadi dan kelompok, yang menempatkan Indonesia sebagai medan juang, bukan sekadar tempat tinggal.

Kita menyaksikan hari ini:

Generasi muda dibombardir dengan konten instan, polarisasi politik yang memecah, degradasi moral, krisis identitas, dan sikap apatis terhadap problem kebangsaan. Pemuda Muhammadiyah tidak boleh menjadi bagian dari masalah itu. Ia harus menjadi agen penyembuh, penjaga nilai, dan pembawa harapan.

Totalitas seorang pemuda negarawan bukan sekadar hadir dalam forum, tetapi hadir dalam solusi. Ia bekerja dengan hati, bergerak dengan ilmu, dan bertindak dengan integritas. Ia menjaga lisan di media sosial, membangun narasi positif, menolak hoaks, serta mengedepankan adab dalam setiap perbedaan.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hajj ayat 41:

اَلَّذِيْنَ اِنْ مَّكَّنّٰهُمْ فِى الْاَرْضِ اَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتَوُا الزَّكٰوةَ وَاَمَرُوْا بِالْمَعْرُوْفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِۗ وَلِلّٰهِ عَاقِبَةُ الْاُمُوْرِ ۝٤١

(Yaitu) orang-orang yang jika Kami beri kemantapan (hidup) di bumi, mereka menegakkan salat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Hanya kepada Allah kesudahan segala urusan.

(QS. Al-Hajj: 41)

Ayat ini menegaskan bahwa kekuasaan atau posisi bukan tujuan akhir, tetapi sarana untuk menegakkan nilai-nilai kebaikan. Pemuda Muhammadiyah harus menempatkan dirinya sebagai pelaku perubahan sosial, politik, dan ekonomi, dengan bingkai nilai Islam dan kepentingan bangsa.

Rasulullah SAW bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ اْلإِمَامُ الْعَادِلُ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ رَبِّهِ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ وَرَجُلاَنِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ أَخْفَى حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ  (رواه البخاري ومسلم والترمذي والنسائي)

”Ada tujuh golongan yang akan Allah naungi dengan naungan (rahmat)-Nya pada hari yang tidak ada naungan selain naungan-Nya. (Ketujuh orang itu) adalah:

(1) seorang pemimpin yang adil,

(2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dengan beribadah kepada Tuhannya,

(3) seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan (aktivitas-aktivitas) masjid,

(4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya bersatu dan berpisah hanya karena Allah,

(5) seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan dan cantik, kemudian menolaknya, sambil menjawab, “Sungguh aku takut kepada Allah,

(6) seorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikannya, sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannnya, dan

(7) seorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian kedua air matanya berlinang.”

(HR. Bukhari: No.620 dan 1334, Muslim: No.1712, Tirmidzi: No. 2313, dan Nasai: No.5285).

Hadits ini menunjukkan bahwa pemuda adalah aset utama dalam pembangunan peradaban. Di tangan pemuda yang ibadahnya kokoh, jiwanya bersih, dan langkahnya terarah, masa depan bangsa dipertaruhkan.

 

Totalitas Pemuda Negarawan berarti siap menjadi bagian dari solusi bangsa:

Turun ke masyarakat, mengabdi tanpa pamrih.

Menjadi motor penggerak ekonomi kreatif dan UMKM.

Menyuarakan keadilan, menentang korupsi, dan menjaga demokrasi.

Aktif dalam kebijakan publik dan advokasi sosial.

Pemuda Muhammadiyah harus membuktikan bahwa menjadi religius tidak berarti pasif, menjadi aktivis tidak berarti anarkis, dan menjadi pemuda tidak berarti apatis. Kita harus menjadi pemuda yang utuh: cerdas, berakhlak, berdaya, dan berpihak pada rakyat.

Selamat Milad ke-93 Pemuda Muhammadiyah

Teruslah berlayar dengan semangat Islam Berkemajuan. pemuda yang tidak hanya bicara tentang perubahan, tetapi menjadi perwujudan nyata dari perubahan itu.

Untuk Indonesia Raya, untuk umat, dan untuk masa depan dunia yang lebih bermartabat.